Senin, 10 Maret 2014

SHOPPING… USD, EURO, YUAN & BAHT… GAK KUAT !!!

Sejujurnya, saya bukan pakar keuangan yang bisa menjelaskan gejolak kurs mata uang rupiah yang sungguh sangat tidak sopan… bahkan liar terhadap mata uang asing. Saya dan juga jutaan perempuan Indonesia, tidak tahu menahu dan juga tidak pusing dengan defisit neraca perdagangan Republik Indonesia dengan negara lain yang katanya biang kerok dari permasalahan ini. Yang saya tahu, gejolak ini sungguh mengganggu kita semua, karena semua harga-harga jadi tidak terkendali kenaikannya. Bisa naik, tidak bisa turun, kalau rupiahnya turun, pedagang dan importir yang jahat itu, tidak bakalan juga menurunkan harga barangnya. Selain urusan kenaikan harga barang yang berarti kita harus mengendalikan diri dari nafsu berkonsumsi yang akut ( blame it on the jinjing’s DNA ! ) , kita juga jadi harus mengendalikan diri untuk tidak berlibur di negara-negara kesayangan perempuan-perempuan cantik seperti kita.

Untuk sementara, forget about Paris, Milan, dan playground lainnya yang ada di muka bumi ini. Sementara itu representasi dari ketidakpastian, a.k.a uncertainty. Ada pepatah, The certainty is the uncertainty itself… Wahh gawat nih, berarti tidak ada satupun dari kita yang bisa memastikan, kapan gejolak ini akan berakhir dan kita menjadi begitu biasa dengan semua ketidakpastian dan ketidakstabilan di negeri ini. Saya rasa, ini bukan hal yang baru buat bangsa ini. 

Nih, coba deh bayangkan…

Tahun 2009 saat saya menulis buku Miss Jinjing Belanja Sampai Mati di China,1 Yuan = Rp. 1.200 rupiah… sekarang ? sungguh sangat tidak sopan !!! Sekarang , 2014, 1 yuan = Rp. 1900 – an… malah sempat 2000 an… uhhhh… Guangzhou dan Beijing jadi tidak menarik dan tidak lucu lagi buat shopping, semua jadi terasa mahal dan tidak ada lagi euphoria shopping di China. Dulu, uang Rp. 10.000.000 bisa enggak habis – habis di Guangzhou, sekarang, gampang banget menghabiskannya…Huffffttt…. Bendera putihhhh…. Bye-bye Panda judulnya…  

Tahun 2012 saat saya menulis buku Miss Jinjing Korea… 1 Won = Rp. 7 , sekarang… Tarik nafas yang panjang , Sekarang 1 Won = Rp. 12 .... kosmetik korea yang ajibbb itcuh, jadi terasa mahal banget... apalagi kalau filler dan stemcell yang lagi top abis... wah, gak sanggup mikir deh... Untungnya saya belum bersahabat karib dengan dokter dan klinik bedah plastik di Korea, kalau enggak ? wahhh bisa lumer muka saya....

Akhir 2012 saat saya menulis buku Miss Jinjing Paris.... 1 Euro, Rp. 12.150… masih kebeli lah ( dengan hati gembira, tas LV, lucu-lucuan di Hermes, lipstick Chanel kesayangan saya !!! )… sekarang 1 Euro nyaris Rp. 16.000,-semua ‘’ lucu-lucuan ‘’ itu jadi tidak terbeli dan yang mencemaskan… semua kosmetik saya, sama-sama habis di waktu yang bersamaan… pengen nangis sambil ngais-ngais aspal…Lipstick Chanel harus diganti dengan Sari Ayu, Eye Shadow Shu Uemura harus diganti La Tulip dan Pensil Alis Dior harus diganti Viva… Untung Produk Indonesia sudah top markotop yak… kalau enggak , wah gawats !!!!...

Sekarang saya sudah bye-bye Paris, Milan dan Barcelona dan untuk sementara lagi ‘’musuhan’’ sama Hermes, Balenciaga, Goyard, Loewe dan sodara-sodaranya. Tawaran tiket murah bahkan gratis yang datang silih berganti, tidak sanggup menggoda saya, karena pada hakikatnya, tiket pesawat itu tidak lah terlalu mahal, yang tidak dapat ditolerir itu, biaya kenakalan, bukan ? Daripada tidak bisa shopping, lebih baik tiarap di rumah kan , sambil memelas memandang buku tabungan yang sudah menipis dan tidak berarti jika dikonversi ke USD, apalagi ke Euro…

Tuhan itu baik banget sama saya. Saya sudah diizinkan menyelesaikan Miss Jinjing Paris, Milan, Barcelona & Madrid dan Turkey, tepat pada waktunya, sebelum rupiah rock and roll!!! … Memang sih ada yang ketinggalan, saya belum sempat mewujudkan Miss Jinjing London dan Miss Jinjing New York , tapi buat saya itu bukan masalah besar, karena Paris & Milan, Every girls dream, sudah terbit dan pastinya hits dong !!!
Eitsss… bukan perempuan Indonesia dengan Jinjing DNA kalau belum menemukan ‘’taman bermain’’ baru… Pernah dengan pepatah ‘’there is always reason to shop’’ ? and it’s so true.

Setelah Guangzhou jadi tidak menarik lagi, diam-diam Bangkok, Thailand menjadi Taman Bermain yang seru banget. Kondisi politik dan budaya yang mirip dengan Indonesia, membuat Bangkok jadi begitu ‘’ familiar ‘’ buat orang Indonesia yang sudah terkenal degan gaya nya yang khas saat berlibur. Pergerakan Bath terhadap rupiah , tidak lah seliar Euro, USD, Yuan dan Won. Memang ada sedikit kenaikan, tapi tidak terlalu signifikan, jadi walaupun sempat naik 1Baht = Rp.400,- , semua masih terasa murah di sana, paling tidak terasa lebih murah dibanding di Jakarta.

Produktifitas yang tinggi dan upah buruh yang relatif murah, membuat harga-harga barang‘’Made in Thailand’’ sangat bersahabat , seleranya cocok dengan selera orang Indonesia dan standard ukuran yang Indonesia banget, membuat Bangkok terasa begitu nyaman dan menyenangkan buat orang Indonesia yang terkenal suka shopping… saking terkenalnya, banyak penjaga toko di MBK yang merayu orang Indonesia dalam Bahasa Indonesia, penjaga toko di Platinum bisa menyapa saya dengan keramahan yang luar biasa dalam bahasa Indonesia yang patah-patah. Saking murahnya, orang Indonesia tidak terlalu pusing walau dihimbau Thailand lagi kerusuhan ( bukankah buat kita, rusuh itu biasa ? kerusuhan yang terjadi di sana, tidak ada apa-apanya dengan yang pernah terjadi di Indonesia.) atau Bangkok lagi ’shutdown’’ , who cares ? yang penting asik banget buat shopping. Pertanyaannya bukan Bangkok sudah aman atau belum ? Pertanyaannya, MBK dan Platinum buka gak ? Itu Endonezzzaahhh banget.

Sewaktu Rupiah masih stabil di level 9000an, setiap weekend, Singapore dan KL, penuh dengan orang Indonesia yang berlibur di sana, dari sekedar ngupi-ngupi sambil pakai sandal jepit dan celana pendek, berobat ‘’ecek-ecek’’ sampai yang sudah stadium 4 akut, sampai yang khusus berkunjung ke perusahaan asset management buat menyembunyikan hasil korupsi.

Liburan akhir tahun,Sing dan KL lebih sepi dari biasanya, begitu juga saat weekend dan hari kejepit… Dollar Sing yang mahal banget, membuat ngupi di Sing jadi tidak asik lagi dan general check up di Penang jadi tidak murah-murah amat… Barang-barang high end branddi Sing sekarang jadi lebih mahal dari di Jakarta. Event sale – sale tahunan yang selama ini super hitzz jadi tidak lagi sanggup menggoda The Girls with the Jinjing’s DNA.
Sekarang yang jadi pertanyaan buat kita ? apakah ini semua bisa memaksa orang Indonesia untuk mengendalikan diri dalam berkonsumsi ? Saya rasa jawabannya belum tentu ! Jawabannya, karena orang Indonesia sudah terlalu terbiasa dengan ketidakstabilan, ketidakpastian… last but not least, there is always reason to shop.

Happy Shopping with Miss Jinjing

Xxx

Miss Jinjing

TULISAN INI UNTUK KORAN SINDO 7-3-2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar