Minggu, 04 November 2012

PARIS , HEAVEN FOR ART AND LITERATURE




Paris, Montmatre, 26 Oct 2012

Sejujurnya, saya selalu iri sama seniman dan penulis di Perancis. Di Paris, sepertinya selalu ada tempat, ruang, waktu dan penghargaan bagi para seniman ( apapun media dan alirannya ) dan penulis ( apapun genre tulisannya ).

Saya iri sama penulis-penulis perempuan Perancis di Perancis. Majalah-majalah di sana ( terutama majalah ELLE )selalu memberi dukungan penuh, termasuk memberikan free space untuk mengiklankan buku mereka atau aktifitas mereka, karena disana ada banyak literary festival. Majalah Elle Perancis tidak hanya memberikan selembar halaman untuk iklan buku karya penulis Perancis... tapi berlembar-lembar.... luar biasahhhh...

Book review di Media Perancis juga direview secara serius dan menjadi acuan bacaan bagi banyak orang. Penulis mendapatkan tempat terhormat dan dianggap sebagai pekerjaan terhormat di sana yang bisa memberi penghidupan lebih dari sekedar layak hidup. Disini, saya masih sering kerepotan hampir setiap hari untuk menjawab pertanyaan dari banyak orang, apakah memang benar di Indonesia orang bisa hidup dari “ hanya tulisannya “.
Well, saya sudah 4 tahun survive hidup dari tulisan saya. Saya bangga kok… walaupun saya tidak seberuntung teman-teman seprofesi di Paris. Seandainya bisa ada dukungan seperti itu, mungkin buku serial Miss Jinjing bisa lebih “ juicy “ lagi.

Saya sempat melihat book signing di BHV Paris ( attention: BHV tuh bukan toko buku loh… salah satu department store terbesar di Paris… tapi bersedia menyediakan tempat, fasilitas dan media promo di tokonya untuk penulis tersebut. Saya iri to the max… so envy ). Antriannya pengunjung yang mau membeli dan meminta tanda tangan luar biasa panjangnya… talk shownya juga sangat bermutu walau tidak disediakan kursi sama sekali, tidak ada F&B, tidak ada goodie bag , apalagi Door Prize sama sekali, seperti di sini. Disini acara book launching lebih mirip pesta dibanding di sana. Di sini acara book launching mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Disana.. sepertinya semua ada yang membantu dan memfasilitasi…

Saya bukannya cengeng atau complain… saya hanya sharing saja , tidak lebih… karena sekarang pun saya sudah lebih dari bersyukur karena saya punya pembaca buku yang setia membaca buku MISS JINJING sampai buku ini, buku ke 10 dari buku saya. Kalaupun saya harus mengeluarkan biaya yang besar untuk ritual book launching dan segala jenis program, itu saya anggap sebagai kontribusi saya terhadap bangsa ini agar dapat menumbuhkan minat baca yang masih minim di dunia.

Seniman lain, seperti pelukis, instalasi, pematung, pemusik, sepertinya juga mendapatkan dukungan yang luar biasa dari gallerie –galleri yang bertebaran di Paris. Ruang publik seperti taman dan gallerie museum juga disediakan untuk seniman –seniman muda berkarya… walaupun kadang mereka belum ada nama sama sekali… Dinding-dinding gedung, stasiun, disediakan untuk dapat dijadikan media seni graffiti yang serius, bukan sekedar coret-coret kata-kata dan gambar-gambar jorok seperti di Indonesia.
Makanya tidak usah heran kalau dari Paris lahir seniman kelas dunia, karena mereka didukung dan dibina sejak dini…. Siapa tidak kenal Monet, Raphael, Edouard ManetVictor Baltard, dll? Siapa tidak kenal Jules Vernes, Alexandre Dumas, Victor Hugo ???? 

Anyway, saya merindukan Indonesia dan Jakarta bisa memberi sedikit ruang, waktu dan kesempatan bagi para seniman dan penulis seperti saya, agar suatu hari ada seniman kelas dunia dan penulis kelas dunia dari Indonesia

Thank you for sharing

Miss Jinjing

This Article will be in MISS JINJING PARIS